Tepungterigu hari ini dibanderol dengan harga Rp 14.029 per kg atau naik Rp 4.923 dibandingkan harganya kemarin. Sedangkan, harga bawang merah juga ikut terkerek menjelang Lebaran 2022 di angka Rp 48.058 per kg atau naik Rp 1.592 dibanding harganya kemarin.
Laporan wartawan Endrapta Pramudhiaz JAKARTA - Bawang putih menjadi komoditas pangan yang belakangan menyita perhatian banyak pihak karena harganya yang meroket. Per Kamis 8/6/2023, harga bawang putih menurut data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis PIHPS Nasional sebesar Rp per kilogram kg. Harga tersebut telah melonjak naik sejak pekan lalu dari Rp menjadi Rp per kg. Baca juga Ombudsman Wanti-Wanti Kemendag Transparan soal Impor Bawang Putih, Jika Abai akan Diinvestigasi Data dari Sistem Pemantaun Pasar dan Kebutuhan Pokok SP2KP Kementerian Perdagangan juga mencatat adanya kenaikan harga bawang putih. Harga bawang putih honan selama sepekan ini naik Rp 200 atau sebesar 0,53 persen, menjadi Rp per kg. Kenaikan ini menyita perhatian banyak pihak di dalam negeri, salah satunya Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam. Ia pun menduga kenaikan harga ini disebabkan oleh rendahnya pasokan karena perizinan impor yang sulit, dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan pun perlu membentuk Tim Khusus Timsus pemberantasan mafia bawang putih. Hal itu disampaikan Mufti dalam rapat kerja raker Komisi VI DPR dengan Kementerian Perdagangan Kemendag di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa 6/6/2023. "Harapan kami mulai hari ini dibentuk tim khusus agar bagaimana ini bisa diatasi, begitu pak menteri," ujar Mufti dalam rapat kerja raker Komisi VI DPR dengan Kementerian Perdagangan Kemendag di Gedung DPR RI, beberapa hari lalu. Dalam raker tersebut, Mufti menyampaikan sejumlah pertanyaan kepada Mendag Zulkifli Hasan terkait sulitnya para importir bawang putih mendapatkan izin impor. Mufti mengaku mendapatkan informasi bahwa banyak pelaku usaha yang kesulitan mendapatkan Surat Persetujuan Impor SPI bawang putih. Padahal para importir sudah mendapatkan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura RIPH. "Banyak pelaku importir bawang putih mengeluhkan bahwa mereka sulit mengimpor, padahal mereka sudah punya RIPH. Ada 163 yang sudah dikeluarkan pada bulan Februari 2023 ini sampai hari ini yang dikeluarkan cuma 35," ujar Mufti dalam rapat kerja dengan Kemendag, Selasa. PATI Murahnya harga jual bawang merah dari petani ke tengkulak menjadi masalah tersendiri di Kabupaten Pati. Hal tersebut sangat kontras jika dibandingkan dengan harga jual bawang merah di pasaran yang cukup tinggi. Menyikapi persoalan tersebut, anggota Komisi B DPRD Pati Sukarno ingin petani bawang merah Pati juga terjamin kesejahteraannya dan berharap Pemkab Pati segera - Harga beberapa bahan pangan terpantau mengalami kenaikan pada Selasa 27/9/2022. Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional PIHPS, harga bawang merah ukuran sedang secara nasional terpantau mengalami kenaikan 0,42 persen menjadi Harga bawang merah ukuran sedang di Aceh dijual dengan harga Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Bengkulu Sumatera Selatan Bangka Belitung Rp dan Lampung di Pulau Jawa harga bawang di masing masing provinsi yaitu untuk Banten Jawa Barat DKI Jakarta Jawa Tengah DI Yogyakarta dan Jawa Timur untuk kawasan Bali harga bawang merah dibanderol dengan harga Nusa Tenggara Barat sebesar Nusa Tenggara Timur sebesar dan Kalimantan Barat sebesar wilayah Kalimantan harga bawang bervariasi. Rinciannya, Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah sebesar kg, Kalimantan Timur sebesar Kalimantan Utara sebesar Gorontalo Sulawesi Selatan Sulawesi Tengah Sulawesi Utara Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua dan Papua Barat hanya harga bawang, harga gula pasir juga mengalami kenaikan secara nasional sebesar 0,32 persen menjadi Masing-masing provinsi menjual gula pasir dengan harga beragam. Misalnya Aceh menjual dengan harga Sumatera Utara Sumatera Barat Riau komoditas gula paling mahal dijual di kawasan Papua Barat yaitu mencapai Kemudian Papua Barat menjual gula dengan harga Maluku Sulawesi Tenggara Lalu Kalimantan Tengah sebesar dan Nusa Tenggara Timur capai juga Menilik Dampak Kebijakan The Fed & BI Berlomba Naikkan Suku Bunga Minuman Berpemanis Kena Cukai di 2023? Ini Penjelasan Kemenkeu Pajak Karbon Mandek, Energy Watch Ada yang Menghalangi Pemerintah - Ekonomi Reporter Intan Umbari PrihatinPenulis Intan Umbari PrihatinEditor Anggun P Situmorang Hargasejumlah kebutuhan pokok masyarakat di Pasar Manis, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mengalami penurunan meskipun beberapa di antaranya masih tergolong tinggi ANTARA News jateng ekonomi HARGA bawang merah Indonesia lebih mahal dari beberapa negara tetangga di ASEAN, yaitu Malaysia, Filipina, Thailand dan Singapura. Beberapa penyebab tingginya harga bawang merah Indonesia adalah tingginya biaya logistik dan belum meratanya infrastruktur pelabuhan dan jalan. “Biaya logistik yang tinggi dan infrastruktur pelabuhan maupun jalan yang tidak merata menyebabkan bawang merah di Indonesia memiliki harga yang tinggi,” terang Peneliti Center for Indonesian Policy Studies CIPS Indra Setiawan, Rabu 27/10. Indra mengatakan kedua hal tersebut menjadi penting mengingat distribusi bawang merah sendiri belum merata di Indonesia. Lebih dari 70% luas lahan panen bawang merah berada di Jawa, khususnya Jawa Tengah. Sementara kebutuhan merata di seluruh Indonesia. Data Indeks Bulanan Rumah Tangga BuRT dari CIPS menunjukkan harga bawang merah di bulan September sebesar Rp per kilogram di Indonesia. Sementara di Malaysia, Filipina, Thailand dan Singapura harganya sebesar Rp Rp Rp dan Rp pada periode yang sama. Indeks BURT mengamati pengeluaran untuk bahan pangan pokok masyarakat Indonesia dibandingkan dengan pengeluaran serupa di Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Kurangnya infrastruktur cold storage atau lemari pendingin juga berkontribusi kepada fluktuasi harga komoditas ini di dalam negeri. Pada bulan September 2021 misalnya, harga bawang merah turun menjadi Rp dari Rp di bulan sebelumnya. Menurut Kementerian perdagangan, terdapat hanya satu fasilitas cold storage di setiap kabupaten, sehingga petani tidak dapat menyimpan bawang merah dengan baik. Hal ini tentu berdampak pada kualitasnya. Penyimpanan di gudang konvensional, menurut Indra, menyebabkan tingginya penyusutan karena bawang merah merupakan komoditas yang cepat rusak kalau tidak disimpan di dalam penyimpanan yang memadai. Berkurangnya pasokan kemudian menyebabkan kurang stabilnya harga bawang merah sepanjang tahun. “Kementerian Perdagangan sebelumnya menyebut pasokan bawang merah akan meningkat, mudah-mudahan ini akan menurunkan harga. Tetapi kita juga harus mewaspadai kebijakan non- tarif yang menyebabkan pasokan bawang merah dari negara lain menjadi lebih mahal untuk Indonesia,” tambahnya. Kementerian Perdagangan juga menyatakan bahwa penurunan harga mungkin akan terus berlanjut karena masuknya musim panen bawang merah. “Indonesia memenuhi kebutuhan bawang merah melalui pasar domestik dan hal itu terlihat dari belum keluarnya izin impor sejak 2020,” imbuh Indra. Dengan tingkat produktivitas mencapai 99,26 kuintal per hektare, Indonesia menghasilkan juta ton komoditas hortikultura ini di tahun 2020, atau 15 persen lebih tinggi dari produksi di tahun sebelumnya. Selain perlunya pembangunan infrastruktur pendukung seperti jalan dan pelabuhan, peningkatan investasi cold storage di Indonesia tidak saja akan dapat menstabilkan harga, tetapi juga mempertahankan kualitas bawang merah. Dengan diperbolehkannya investasi 100% pada cold storage oleh Penanaman Modal Asing PMA, diharapkan adanya peran swasta yang lebih besar. Try/OL-09 Hargadan Pasokan Bawang. HARGA DAN PASOKAN BAWANG MERAH BREBES DI LOKASI PERDAGANGAN UTAMA. NO. NAMA LOKASI (PASAR) HARI INI (04-08-2022) KEMARIN (03-08-2022) HARGA. (Rp/Kg) PASOKAN.
Seorang petani memegang bawang merah. ilustrasi PATI - Petani di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, mengeluhkan rendahnya harga jual bawang merah karena saat ini harga jualnya hanya Rp per kilogram, sedangkan sebelumnya bisa mencapai Rp per kilogram. "Penurunan harga jual bawang merah mulai terasa pada awal Januari 2020 karena bulan Desember 2019 harga jualnya masih cukup bagus sehingga masih menguntungkan buat petani bawang," kata Ngatawi salah seorang petani asal Desa Pagerharjo, Kecamatan Wedarijaksa, Kabupaten Pati, Senin 13/1. Ia mencatat harga jual bawang merah sebelum pergantian tahun untuk harga bawang merah super mencapai Rp per kg, bawang merah ukuran sedang per kg dan untuk ukuran kecil Rp per kilogram. Sementara saat ini, kata dia, untuk ukuran tanggung saja dijual Rp per kg, sedangkan ukuran besar dijual dan super turun menjadi Rp per kg. Penyebab turunnya harga bawang merah, salah satunya karena banyaknya petani yang memanen diri tanaman bawang merahnya karena khawatir pertumbuhannya kurang baik menyusul cuaca hujan yang mulai meningkat. Akibatnya, stok bawang merah di pasaran melimpah, sedangkan permintaan cenderung stabil sehingga harganya turun. "Ketika tanaman bawang merah terlalu banyak air, maka buahnya cenderung mengecil sehingga hasil panennya juga menurun," ujarnya. Selain itu, saat ini juga banyak hama penyakit yang mulai menyerang karena curah hujan yang cukup tinggi sehingga banyak petani yang memilih panen dini. Kondisi tersebut, mengakibatkan para petani yang menjual bawangnya pada awal 2020 mengalami kerugian secara bervariasi. Ngatawi mengakui kerugian yang dialaminya untuk setiap hektarenya mencapai puluhan juta karena prediksi hasil penjualan bawang merahnya yang baru dipanen tidak sesuai harapan. Sedangkan, biaya produksi yang dikeluarkan per hektarenya hingga Rp 80 juta. Ia mengusulkan untuk mengatasi permasalahan harga jual bawang merah yang anjlok saat musim panen, maka dibuatkan gudang penyimpan untuk menunda penjualan sehingga ketika harganya meningkat bisa dijual kembali. sumber Antara
HargaRata - Rata Kabupaten Pati Pembaruan Terkini, 28 Juli 2022. Komoditi Harga Ini Bulan Sebelumnya Keterangan; Beras IR 64 Premium (Kg) Rp 10.000,00: Rp 9.555,56: 4,65%: Bawang Merah (Kg) Rp 40.000,00: Rp 50.444,44: 20,70%: Bawang Putih Jenis Kating (Kg) Rp 32.000,00: Rp 34.444,44: 7,10%: Kontak Kami
JAKARTA - Harga bawang merah yang merangkak naik sejak Mei 2022 diperkirakan tidak berlangsung lama. Tren kenaikan saat ini merupakan imbas dari penurunan luas tanam saat bulan Maret lalu. Terlebih pada bulan tersebut, terjadi anomali cuaca yang cukup ekstrem dan kurang bersahabat bagi petani bawang merah. Dampaknya, terjadi pergeseran musim tanam yang berimbas pada turunnya produksi. Berdasarkan Data Statistik Pertanian Hortikultura SPH terpantau penambahan luas tanam pada bulan April dan Mei di berbagai sentra baik di Jawa maupun luar Pulau Jawa. Alhasil panen bawang merah dalam beberapa hari ke depan di sentra seperti Bima, Pati, Brebes, dan Probolinggo akan semakin marak. Berdasarkan data Early Warning System EWS Direktoral Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, produksi bawang merah nasional bulan April 2022 sebesar ton sementara bulan Mei sebesar ton. Meskipun produksi April-Mei 2022 turun sebesar 11% tapi secara neraca kumulatif dari produksi bulan sebelumnya terkalkulasi masih mampu memenuhi kebutuhan nasional. Produksi nasional bawang merah tahun lalu bahkan mencapai dua juta ton dan tahun ini diperkirakan tidak akan terpaut jauh. Sejak 2017 hingga saat ini, Indonesia tercatat sudah tidak mengimpor bawang merah segar/konsumsi. Peningkatan luas tanam di bulan April-Mei 2022 mengindikasikan bahwa produksi bulan Juni-Juli 2022 akan berangsur normal kembali. Menurut Sekjen ABMI, M Ikhwan Arif, adanya penurunan produksi di bulan April-Mei tidak terlalu mengkhawatirkan. "Luas tanam bulan April di Brebes saja lebih dari hektare. Belum lagi di daerah lain seperti Bima, Probolinggo, dan Solok. Pasokan untuk bulan Juni-Juli ini dipastikan akan berangsur normal kembali," kata Ikhwan. Pihaknya menyebut secara nasional penurunan produksi bawang merah masih dalam kondisi terkendali. Terkait pemberitaan yang menyebut 80% bawang merah gagal panen, Ikhwan meluruskan hal tersebut. "Bahwa ada serangan OPT organisme pengganggu tanaman itu benar karena kondisi cuaca ekstrem. Bulan Juni ini kita biasa dengan kondisi kering tapi saat ini di mana-mana curah hujan masih cukup tinggi. Tentu ini mendorong tumbuhnya hama penyakit tanaman. Soal persentasenya tentu pemerintah lebih lengkap datanya," terang Ikhwan. "Sekaligus saya klarifikasi dan mohon maaf sekiranya ada persepsi yang salah dari pernyataan saya sebelumnya terkait penurunan produksi bawang merah," imbuhnya. Dikonfirmasi terpisah, Ketua Umum ABMI Juwari membenarkan bulan Juni ini pasokan bawang merah akan berangsur normal kembali. "Pertengahan sampai dengan akhir Juni diharapkan pasokan sudah mulai normal. Kenapa pasokan Mei sampai hari ini berkurang, karena memang penanaman di bulan Maret lalu kurang berhasil akibat cuaca yang tidak menentu. Kalaupun ada penurunan tidak separah tahun 2020 lalu, tahun ini masih lebih baik dan terkendali," ujar Juwari. Ahmad Sholeh, petani bawang merah di Kendal, menyebut kenaikan harga bawang merah saat ini akibat dari banyaknya petani terutama petani pemula yang enggan menanam lagi sebagai ekses dari jatuhnya harga akhir tahun lalu. "Banyak petani yg mengeluh rugi, karena akhir tahun lalu jatuh harganya. Tidak kuat lagi modalnya. Tapi kalau untuk petani yang sudah biasa, tetap menanam," kata Sholeh. Harga pupuk dan obat-obatan yang tinggi saat ini diakuinya sangat memengaruhi biaya produksi. "Jadi kalau harga saat ini dianggap tinggi, sebenarnya ya nggak. Lha wong harga sarana produksi sekarang sudah ganti harga begini. Jadi harga acuan di dalam Permendag pun perlu juga diperbaharui," tukasnya. Sholeh memprediksi minggu depan pasokan mulai banyak karena di Pati dan Bima mulai panen. Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Tommy Nugraha saat dikonfirmasi mengatakan pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mengamankan produksi bawang merah. Menurut Tommy, setiap bulan pihaknya selalu memantau dan memperbarui data perkiraan produksi untuk 1-2 bulan mendatang berdasarkan data terkini yang dihimpun dari berbagai sentra. Dalam berbagai kesempatan, Ditjen Horti disebutnya selalu menyampaikan perlunya kewaspadaan semua pihak terhadap upaya stabilisasi pasokan dan harga bawang merah ini. "Semua dalam pantauan dan terkendali termasuk permasalahan OPT dan dampak iklim. Percepatan tanam telah kami maksimalkan di lapangan. Kami optimistis pasokan dan harga bawang merah Juni-Juli ini akan kembali normal, sudah banyak panen di berbagai sentra yang siap dipasok ke pasar-pasar seluruh Indonesia," tandasnya. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini
Aprilini ada 549 hektare lahan bawang merah Pati siap dipanen. April ini ada 549 hektare lahan bawang merah Pati siap dipanen. REPUBLIKA.ID; REPUBLIKA TV; GERAI; IHRAM; REPJABAR; REPJOGJA; RETIZEN; BUKU REPUBLIKA; REPUBLIKA NETWORK; Friday, 30 Zulhijjah 1443 / 29 July 2022. Menu. HOME; RAMADHAN
PATI - Dikenal dengan semboyan Bumi Mina Tani, Kabupaten Pati yang terletak di pesisir utara Jawa merupakan salah satu penghasil bawang merah terbesar di Jawa Tengah setelah Brebes dan Demak. Bulan April ini saja setidaknya terdapat 549 hektare pertanaman bawang merah yang siap panen. Dengan luasan panen tersebut dipastikan mampu mendukung suplai bawang merah nasional terutama menjelang lebaran nanti. Meskipun wilayah Pati ditetapkan sebagai salah satu zona merah pandemi covid-19, tak menyurutkan semangat petani bawang merah setempat untuk tetap beraktifitas di lahan. “Kami saksikan sendiri betapa gigihnya petani bawang merah Pati dalam bekerja di lahan. Mereka seakan tidak gentar dengan Covid-19 yang menghantui masyarakat kebanyakan. Tetap bekerja di lahan namun protokol kesehatan juga tetap dijaga. Ini patut diapresiasi,” ujar Prihasto Setyanto, Direktur Jenderal Hortikultura dalam lawatannya memantau ketersediaan bawang merah dalam rangka kewaspadaan ketahanan pangan nasional selama pandemi Covid-19 di Kecamatan Wedarijaksa Pati Jawa Tengah, Jumat 24/4, dalam siaran persnya. Prihasto Setyanto mengatakan mereka terjun langsung ke lapangan bukan untuk pencitraan atau sejenisnya, tapi ini amanat Presiden langsung melalui Menteri Pertanian dalam menjaga ketahanan pangan. Sektor yang tidak boleh berhenti dalam kondisi kritis bagaimanapun. Mengapa? Karena pertanian mengurusi 267 juta perut rakyat Indonesia, tidak boleh main-main. Tidak tanggung, dalam lawatannya ke daerah tempatnya dibesarkan selama 20 tahun tersebut, pihaknya melakukan pantauan langsung di 3 lokasi sekaligus yakni Desa Ngurensiti dan Desa Bangsalrejo, Kecamatan Wedarijeksa serta Desa Tegal Arum, Kecamatan Jaken. “Hasil pantauan langsung hamparan pertanaman bawang merah disini sangat luar biasa. Bahkan di Kecamatan Jaken tanam bawang merah bisa dilakukan sepanjang tahun, bisa 4-5 kali setahun. Semakin meyakinkan kami bahwa pasokan menjelang lebaran nanti bakalan aman terkendali,” tukas pria yang disapa Anton itu optimistis. Anton menyampaikan bahwa Pemerintah akan selalu hadir di tengah-tengah petani. Mengantisipasi kecenderungaan fluktuasi harga di lapangan serta mencermati perkembangannya dan segera melakukan tindakan antisipasi dini. “Apabila harga tinggi dan menyentuh harga yang tidak wajar, maka dilakukan pemindahan hasil produksi dari daerah surplus ke daerah minus dengan membiayai ongkos kirimnya. Sedangkan jika harga jatuh, maka mendorong petani melakukan tunda jual dengan penyimpanan hasil produksi pada gudang-gudang berpendingan dijual sampai harga membaik, “ lanjut Anton menyebutkan bahwa Pemerintah Daerah khususnya Dinas Pertanian sebagai garda terdepan dalam pengelolaannya dan pemerintah pusat berperan menyediakan itu Plt. Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Sukarman saat ditemui menyatakan pihaknya optimistis pasokan bawang merah menjelang dan pasca lebaran betul-betul aman. “Kami sudah cek langsung di lapangan, Brebes dan Demak kami pantau kemarin hamparannya luas sekali bahkan bisa terlihat saat menyusuri jalan tol. Demikian juga saat ini di Kabupaten Pati. Sementara di kabupaten sentra lain sesuai prediksi Early Warning System EWS yang kami susun juga menunjukkan trend positif. Pasokan selama puasa hingga pasca lebaran InsyaAllah aman, tinggal kita pantau terus harganya nanti,” Petani bawang merah Desa Ngurensiti Kecamatan Wedarijeksa mengaku senang dengan kondisi harga saat ini yang bertengger di angka Rp 30 ribu per kilogram kg di tingkat Petani. Pihaknya mengklaim dapat mengantongi uang senilai Rp 20 juta untuk ukuran satu kotak lahan setara meter persegi. “Harga sekarang lagi bagus Pak Dirjen, saya punya dua kotak aja wis banyak untungnya,” ungkapnya sumringah saat ditemui sedang memanen lahan miliknya. Pahdi berharap harga terjaga stabil bagus mengingat para petani di desanya sempat merasakan harga sangat rendah, hanya Rp 10 ribu per kg pada awal Januari Wedarijeksa tercatat memiliki luas panen bawang merah 393 hektare, tersebar di Desa Ngurensiti seluas 135 hektare di Desa Bangsalrejo seluas 71 hektare. Uniknya di Desa Bangsalrejo penanaman dilakukan secara serentak dan saat ini sudah memasuki umur 36 hari. “Sekitar 25 hari lagi siap panen untuk pasokan menjelang Lebaran. Rata-rata hasilnya juga tinggi bisa sampai 13,5 ton per hektare,” ungkap Ahmad Munjamil, koordinator Penyuluh Kecamatan di Kecamatan Jaken bisa dijumpai hamparan bawang merah seluas 200 hektare yang sebentar lagi memasuki panen raya. “Bawang merah di wilayah kami ditanamnya sepanjang tahun. Petani sangat memperhatikan soal budidaya ramah lingkungan. Contohnya dengan memasang likat kuning dan perangkap serangga lainnya yang dibuat secara sederhana,” ungkap Ngarjo, Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman Kecamatan Jaken. “Cukup pakai mika plastik dan lem tikus, bisa awet dan efektif menghalau serangga sampai 25 hari. Terlihat tanaman kami bagus-bagus. Kalau untuk memasok kebutuhan puasa dan lebaran, kami siap lah,” pungkas Ngarjo meyakinkan. BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini

HargaBawang Merah Di Alahan Panjang Hari Ini - Jika kalian yang masih mencari keterangan yang bersangkutan dengan Harga Bawang Merah Di Alahan Panjang Hari Ini Terbaru dapat kamu lihat di laman disini. kerap menyediakan keterangan Terbaru berkaitan dengan berbagai Katalog Promo Terbaru, Promosi JSM Terbaru, Harga Sepeda Motor Terbaru, Harga Tiket, Harga Hp Terbaru, Harga

Jakarta,CNBC Indonesia - Harga bawang merah di dalam negeri terpantau naik hari ini. Dalam sepekan, harga naik sekitar Rp450 per kg..Jika dibandingkan harga pada Januari 2022, ada lonjakan hingga lebih. Di mana, pada Januari 2022, harga bawang merah tercatat di per ini, Rabu 25/1/2023, Panel Harga Badan Pangan mencatat, harga bawang merah pada 18 Januari 2023 masih di per kg. Harga tersebut adalah rata-rata nasional di tingkat pedagang eceran. Lalu bagaimana produksi bawang merah nasional?Kementerian Pertanian Kementan menargetkan produksi bawang merah nasional tahun 2023 seluas hektare, di 33 provinsi dan 100 kabupaten, dengan 300 hektare diantaranya berupa kawasan bawang merah TSS."Untuk bawang merah kurang lebih sekitar hektare yang tersebar di berbagai provinsi," kata Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto dalam Rapat Kerja Nasional Rakernas Pembangunan Pertanian Tahun 2023, Rabu 25/1/2023.Namun demikian, berdasarkan data milik Kementan ternyata sebagian besar wilayah Indonesia masih defisit bawang merah. Bahkan untuk seluruh wilayah Kalimantan, Papua, Maluku, dan NTT seluruhnya mengalami defisit produksi bawang wilayah Kalimantan Barat mengalami defisit produksi 20 ha, Kalimantan Tengah 20 ha, Kalimantan Timur 20 ha, Kalimantan Utara 10 ha, Kalimantan Selatan 30 ha, Papua 20 ha, Papua Barat 20 ha, Maluku 30 ha, NTT 30 untuk wilayah dengan defisit produksi terbesar adalah wilayah Sumatra Utara, dengan total defisit bawang merah 100 wilayah lainnya yang juga mengalami defisit produksi bawang merah, yakni Aceh 30 ha, Riau 40 ha, Kepulauan Riau 20 ha, Jambi 30 ha, Bangka Belitung 20 ha, Sumatra Selatan 20 ha, Lampung 30 ha, Banteng 20 ha, Sulawesi Barat 40 ha, Sulawesi Tenggara 20 ha, Sulawesi Tengah 20 ha, Sulawesi Utara 30 ha, Gorontalo 30 ha, Maluku Utara 20 ha, Maluku 30 ada 7 wilayah yang mengalami surplus produksi bawang merah, yaitu Sumatra Barat 93 ha, Jawa Barat 843 ha, Jawa Tengah ha, DIY 50 ha, Jawa Timur 998 ha, NTB 20 ha, Sulawesi Selatan 197 ha."Tentunya daerah defisit pun kita dorong untuk pengembangan kawasan bawang merah," mengungkapkan, adapun upaya pengendalian inflasi dari komoditas strategis hortikultura, khususnya bawang merah adalah dengan penyediaan benih dengan soil block."Untuk bawang merah 34 juta benih bawang merah siap tanam dengan soil block. Pertama kita akan sebarkan di provinsi dulu, masing-masing provinsi 2 juta benih, nanti ke depan kita akan kembangkan sampai ke level Kabupaten," tuturnya."Strateginya adalah melalui kampung hortikultura, penumbuhan UMKM hortikultura, dan modernisasi hortikultura, termasuk modernisasi dari aspek pemasarannya," tambah itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan bahwa peningkatan produksi bawang merah menjadi salah satu strategi dalam menghadapi krisis pangan dunia, yaitu dengan peningkatan kapasitas produksi dalam menekan inflasi pada cabai dan bawang merah."Akan kami tingkatkan kapasitas produksi pangan, tidak ada pangan yang mundur. Ini janji saya kepada bapak wakil presiden. Strategi dalam menghadapi krisis pangan dunia. Pertama, peningkatan kapasitas produksi dengan menekan inflasi pada cabai dan bawang merah," tutur Kementan Tekan Inflasi PanganPertama, dengan melakukan peningkatan kapasitas produksi, utamanya komoditas-komoditas yang berafiliasi impor, bahwa dari 12 pangan pokok Indonesia masih melakukan impor untuk 4 komoditas, seperti kedelai, bawang putih, gula konsumsi, dan daging substitusi impor. Saat ini Indonesia masih mengimpor gandum setiap tahunnya tidak kurang dari 11 juta ton. 9 juta ton untuk pangan, dan 2 juta ton untuk sendiri, katanya, melalui tiga komoditas, yaitu ubi kayu, sorgum, dan sagu. Semua substitusi itu dilakukan dalam konteks tepung. Sementara untuk gula tebu, akan disubstitusikan dengan gula non tebu seperti Stevia, lontar, aren, sorgum, dan komoditas lainnya. Kemudian, substitusi daging sapi strateginya akan mengarah kepada komoditas ternak lain, seperti domba, kambing, dan ayam sebagai pengganti dari daging ketiga, ialah peningkatan ekspor. Tentunya untuk strategi ini, Kementan menegaskan bahwa komoditas yang diekspor merupakan komoditas yang berlebih di dalam negeri, bukan komoditas yang juga mengalami kekurangan. Seperti halnya, sarang burung walet, porang, ayam, dan telur. [GambasVideo CNBC] Artikel Selanjutnya Ada Petaka di Belahan Bumi Lain, Produksi Pangan RI Melesat! dce/dce Bisniscom, JAKARTA - Harga sejumlah komoditas pangan terpantau masih mengalami kenaikan pada hari ini, Minggu (3/7/2022). Utamanya kenaikan tersebut masih dialami jenis cabai, sedangkan harga minyak goreng mulai mendekati harga eceran tertinggi (HET).. Menurut Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan cabai rawit merah harganya Rp94.000 per kilogram (kg) atau naik 0 - Harga bawang merah yang merangkak naik sejak Mei 2022, diperkirakan tidak berlangsung lama. Trend kenaikan saat ini merupakan imbas dari penurunan luas tanam saat bulan Maret lalu. Terlebih pada bulan tersebut, terjadi anomali cuaca yang cukup ekstrim dan kurang bersahabat bagi petani bawang merah. Dampaknya, terjadi pergeseran musim tanam yang berimbas pada turunnya produksi. Berdasarkan Data Statistik Pertanian Hortikultura SPH terpantau penambahan luas tanam pada bulan April dan Mei di berbagai sentra baik di Jawa maupun Luar Pulau Jawa. Alhasil panen bawang merah dalam beberapa hari ke depan di sentra seperti Bima, Pati, Brebes dan Probolinggo akan semakin marak. Berdasarkan data Early Warning System EWS Direktoral Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, produksi bawang merah nasional bulan April 2022 sebesar ton sementara bulan Mei sebesar ton. Meskipun produksi April-Mei 2022 turun sebesar 11 % namun secara neraca kumulatif dari produksi bulan sebelumnya terkalkulasi masih mampu memenuhi kebutuhan nasional. Produksi nasional bawang merah tahun lalu bahkan mencapai 2 juta ton, dan tahun ini diperkirakan tidak akan terpaut jauh. Sejak 2017 hingga saat ini, Indonesia tercatat sudah tidak mengimpor bawang merah segar/konsumsi. Peningkatan luas tanam di bulan April-Mei 2022 mengindikasikan bahwa produksi bulan Juni-Juli 2022 akan berangsur normal kembali. Menurut Sekjen ABMI, M Ikhwan Arif, adanya penurunan produksi di bulan April-Mei tidak terlalu mengkhawatirkan. "Luas tanam bulan April di Brebes saja lebih dari hektar. Belum lagi di daerah lain seperti Bima, Probolinggo dan Solok. Pasokan untuk bulan Juni-Juli ini dipastikan akan berangsur normal kembali," kata Ikhwan. Pihaknya menyebut bahwa secara nasional, penurunan produksi bawang merah masih dalam kondisi terkendali. Terkait pemberitaan yang menyebut 80 % bawang merah gagal panen, Ikhwan meluruskan hal tersebut. "Bahwa ada serangan OPT itu benar karena kondisi cuaca ekstrim. Bulan Juni ini kita biasa dengan kondisi kering, namun saat ini dimana-mana curah hujan masih cukup tinggi. Tentu ini mendorong tumbuhnya hama penyakit tanaman. Soal persentasenya tentu pemerintah lebih lengkap datanya," terang Ikhwan. "Sekaligus saya klarifikasi dan mohon maaf sekiranya ada persepsi yang salah dari pernyataan saya sebelumnya terkait penurunan produksi bawang merah," imbuhnya. Dikonfirmasi terpisah, Ketua Umum ABMI, Juwari, membenarkan bahwa bulan Juni ini pasokan bawang merah akan berangsur normal kembali. "Pertengahan sampai dengan akhir Juni diharapkan pasokan sudah mulai normal. Kenapa pasokan Mei sampai hari ini berkurang, karena memang penanaman di bulan Maret lalu kurang berhasil akibat cuaca yang tidak menentu. Kalaupun ada penurunan tidak separah tahun 2020 lalu, tahun ini masih lebih baik dan terkendali." ujar Juwari. Ahmad Sholeh, Petani bawang merah Kendal mengaku, menyebut kenaikan harga bawang merah saat ini akibat dari banyaknya petani terutama petani pemula yang enggan menanam lagi sebagai ekses dari jatuhnya harga akhir tahun lalu. "Banyak petani yg mengeluh rugi, karena akhir tahun lalu jatuh harganya. Gak kuat lagi modalnya. Tapi kalau untuk petani yang sudah biasa, tetap menanam," kata Sholeh. Harga pupuk dan obat-obatan yang tinggi saat ini diakuinya sangat mempengaruhi biaya produksi. "Jadi kalau harga saat ini dianggap tinggi, sebenarnya ya nggak. Lha wong harga sarana produksi sekarang udah ganti harga begini, jadi harga acuan di dalam Permendag pun perlu juga diperbaharui" tukasnya. Sholeh memprediksi minggu depan pasokan mulai banyak, karena di Pati dan Bima mulai panen. Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Tommy Nugraha saat dikonfirmasi mengatakan pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mengamankan produksi bawang merah. Menurut Tommy, setiap bulan pihaknya selalu memantau dan memperbaharui data perkiraan produksi untuk 1-2 bulan mendatang berdasarkan data terkini yang dihimpun dari berbagai sentra. Dalam berbagai kesempatan, Ditjen Horti disebutnya selalu menyampaikan perlunya kewaspadaan semua pihak terhadap upaya stabilisasi pasokan dan harga bawang merah ini. "Semua dalam pantauan dan terkendali termasuk permasalahan OPT dan dampak iklim. Percepatan tanam telah kami maksimalkan di lapangan. Kami optimis pasokan dan harga bawang merah Juni Juli ini akan kembali normal, sudah banyak panen di berbagai sentra yang siap dipasok ke pasar-pasar seluruh Indonesia" tandasnya. Adapunbawang merah ukuran kecil saat ini turun di kisaran Rp 25 ribu per kilogram. Menurut Narti, penurunan harga terjadi secara drastis dengan tahapan Rp 5.000 per hari. "Sekarang sudah stabil
INFO NASIONAL - Harga bawang merah yang merangkak naik sejak Mei 2022, diperkirakan tidak 1berlangsung lama. Trend kenaikan saat ini merupakan imbas dari penurunan luas tanam saat bulan Maret pada bulan tersebut, terjadi anomali cuaca yang cukup ekstrim dan kurang bersahabat bagi petani bawang merah. Dampaknya, terjadi pergeseran musim tanam yang berimbas pada turunnya produksi. Berdasarkan Data Statistik Pertanian Hortikultura SPH terpantau penambahan luas tanam pada bulan April dan Mei di berbagai sentra baik di Jawa maupun Luar Pulau panen bawang merah dalam beberapa hari ke depan di sentra seperti Bima, Pati, Brebes dan Probolinggo akan semakin data Early Warning System EWS Direktoral Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, produksi bawang merah nasional bulan April 2022 sebesar ton sementara bulan Mei sebesar ton. Meskipun produksi April-Mei 2022 turun sebesar 11 persen namun secara neraca kumulatif dari produksi bulan sebelumnya terkalkulasi masih mampu memenuhi kebutuhan nasional bawang merah tahun lalu bahkan mencapai 2 juta ton, dan tahun ini diperkirakan tidak akan terpaut jauh. Sejak 2017 hingga saat ini, Indonesia tercatat sudah tidak mengimpor bawang merah segar/ luas tanam di bulan April-Mei 2022 mengindikasikan bahwa produksi bulan Juni-Juli 2022 akan berangsur normal kembali. Menurut Sekjen ABMI, M Ikhwan Arif, adanya penurunan produksi di bulan April-Mei tidak terlalu mengkhawatirkan."Luas tanam bulan April di Brebes saja lebih dari hektar. Belum lagi di daerah lain seperti Bima, Probolinggo dan Solok. Pasokan untuk bulan Juni-Juli ini dipastikan akan berangsur normal kembali," kata menyebut bahwa secara nasional, penurunan produksi bawang merah masih dalam kondisi terkendali. Terkait pemberitaan yang menyebut 80 persen bawang merah gagal panen, Ikhwan meluruskan hal tersebut."Bahwa ada serangan OPT itu benar karena kondisi cuaca ekstrim. Bulan Juni ini kita biasa dengan kondisi kering, namun saat ini dimana-mana curah hujan masih cukup tinggi. Tentu ini mendorong tumbuhnya hama penyakit tanaman. Soal persentasenya tentu pemerintah lebih lengkap datanya," ujarnya Ikhwan. Dikonfirmasi terpisah, Ketua Umum ABMI, Juwari, membenarkan bahwa bulan Juni ini pasokan bawang merah akan berangsur normal kembali."Pertengahan sampai dengan akhir Juni diharapkan pasokan sudah mulai normal. Kenapa pasokan Mei sampai hari ini berkurang, karena memang penanaman di bulan Maret lalu kurang berhasil akibat cuaca yang tidak menentu. Kalaupun ada penurunan tidak separah tahun 2020 lalu, tahun ini masih lebih baik dan terkendali." ujar Sholeh, Petani bawang merah Kendal mengaku, menyebut kenaikan harga bawang merah saat ini akibat dari banyaknya petani terutama petani pemula yang enggan menanam lagi sebagai ekses dari jatuhnya harga akhir tahun lalu. "Banyak petani yg mengeluh rugi, karena akhir tahun lalu jatuh harganya. Gak kuat lagi modalnya. Tapi kalau untuk petani yang sudah biasa, tetap menanam," kata pupuk dan obat-obatan yang tinggi saat ini diakuinya sangat mempengaruhi biaya produksi. "Jadi kalau harga saat ini dianggap tinggi, sebenarnya ya nggak. Lha wong harga sarana produksi sekarang udah ganti harga begini, jadi harga acuan di dalam Permendag pun perlu juga diperbaharui," kata memprediksi minggu depan pasokan mulai banyak, karena di Pati dan Bima mulai Sayuran dan Tanaman Obat, Tommy Nugraha saat dikonfirmasi mengatakan pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mengamankan produksi bawang merah. Menurut Tommy, setiap bulan pihaknya selalu memantau dan memperbaharui data perkiraan produksi untuk 1-2 bulan mendatang berdasarkan data terkini yang dihimpun dari berbagai berbagai kesempatan, Ditjen Horti disebutnya selalu menyampaikan perlunya kewaspadaan semua pihak terhadap upaya stabilisasi pasokan dan harga bawang merah ini. "Semua dalam pantauan dan terkendali termasuk permasalahan OPT dan dampak iklim. Percepatan tanam telah kami maksimalkan di lapangan. Kami optimis pasokan dan harga bawang merah Juni Juli ini akan kembali normal, sudah banyak panen di berbagai sentra yang siap dipasok ke pasar-pasar seluruh Indonesia," tuturnya.*
.
  • s4h4u2m00n.pages.dev/461
  • s4h4u2m00n.pages.dev/97
  • s4h4u2m00n.pages.dev/353
  • s4h4u2m00n.pages.dev/853
  • s4h4u2m00n.pages.dev/599
  • s4h4u2m00n.pages.dev/147
  • s4h4u2m00n.pages.dev/569
  • s4h4u2m00n.pages.dev/243
  • s4h4u2m00n.pages.dev/872
  • s4h4u2m00n.pages.dev/85
  • s4h4u2m00n.pages.dev/779
  • s4h4u2m00n.pages.dev/863
  • s4h4u2m00n.pages.dev/652
  • s4h4u2m00n.pages.dev/154
  • s4h4u2m00n.pages.dev/739
  • harga bawang merah di pati hari ini